22/11/12

SHALAWAT UNTUK SEGALA HAJAT

KEUTAMAAN DZIKIR DAN SHALAWAT
BISMILLAHIR-ROHMANIR-ROHIM
Firman Allah Swt: Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat(pula) kepadamu(dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar(pada nikmat-Ku. (QS. Al-Baqarah:152)
Firman Allah Swt: Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah yang banyak kepada Allah(dengan menyebut nama-Nya).(QS. Al-Ahzaab: 42)
Firman Allah Swt: Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung.(QS. Al-Ahzaab: 35)
Firman Allah Swt: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksa-Nya), tidak mengeraskan suara, dipagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(QS. Al-Araf: 205)
Rasulullah Sallallohu alaihi wasallam bersabda: Perumpamaan orang yang menyebut (nama) Tuhannya dengan orang yang tidak menyebut (nama)-Nya, laksana orang hidup dengan orang yang mati. (H.R. Bukhari)
Rasulullah Sallallohu alaihi wasallam bersabda: Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik darimu dari infaq emas dan perak, dan lebih baik bagimu dari pada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?. Para shahabat yang hadir berkata: Mau wahai Rasulullah !. Beliau bersabda Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi. (Shahih Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Allah Taala berfirman dalam hadits Qudsi ; Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya(memberi rahmat dan membelanya) bila dia menyebut nama-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam dirinya, Aku menyebut namanya dalam diriku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam perkumpulan orang banyak, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih banyak dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal(dengan melakukan amal shaleh atau berkata baik), maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila dia dating kepada-Ku dengan berjalan(biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat(lari). (H.R. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Sungguh, manusia yang paling utama di sisiku kelak di hari kiyamat, yaitu mereka yang paling banyak bershalawat kepadaku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Janganlah kau buat hari raya rumahku ini(ramai-ramai di dalamnya), dan jangan pula kau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan(sepi), bershalawatlah kepadaku dimanapun kalian berada, karena shalawatmu itu pasti akan sampai kepadaku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Jibril datang kepadaku dan berkata; Ya Muhammad tiadak seorang yang bershalawat atasmu, kecuali 70.000 Malaikat bershalawat kepadanya, dan siapa di shalawati Malaikat sekian banyak ini adalah tergolong orang ahli sorga.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Tiadak doa kecuali terdapat hijab diantaranya dengan diantara langit, hingga bershalawat atas Nabi Saw, maka apabila di bacakan shalawat Nabi, terbukalah hijab dan di terimalah doa tersebut, namun jika tidak demikian, kembalilah doa itu kepada pemohonnya.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa bershalawat kepadaku penuh hormat mengagungkan aku, maka shalatnya bakal menjelma menjadi seorang malaikat bersayap dua, satu di kutub timur dan yang kedua di kutub barat, kedua kakainya dibawah bumi ke tujuh, lehernya melekat ke Arasy, dan Allah berfirman kepadanya;Hai Malaikat, bershalawatlah untuk hambaku ini, sebagaimana ia telah bershalawat kepada Nabi-Ku Muhammad Saw, maka malaikat itupun melaksanakan tugasnya, bershalawat kepadanya hingga hari kiamat.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Sejumlah malaikat datang kepadaku,yani Jibril, Israfil, Izrail dan Mikail As. Lalu Jibril berkata; Ya Rasulullah siapa yang bershalawat kepadamu 10 kali, maka akulah yang bertindak dengan tangannya dan aku lintaskan di atas shirat. Dan Mikail berkata; Akulah yang memberikan minum dari telagamu. Israfil berkata;Aku bersujud kepada Allah, tidak akan mengangkat kepala hingga Allah mengampuni dosanya. Izrail berkata;Aku cabut ruhnya seperti mencabut ruh-ruh para Nabi As.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Tiadak suatu kaum yang berhimpun di suatu tempat yang tidak bershalawat Nabi, kecuali kecelakaan menimpa mereka, seandainya masuk sorga pasti tidak bakal tahu pahala mereka.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Siapa bershalawat 10 kali kepadaku di waktu pagi dan 10 kali di waktu petang, maka Alllah akan menyelamatkannya dari goncangan besar yang mengejutkan kelak di hari kiamat, dan ia di himpun berikut para Nabi dan Shiddiqin yang telah diberi nimat oleh Allah Swt.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Ketika orang mumin bershalawat atasku, maka malakal maut menggegamnya dengan izin Allah, ia menyampaikannya ke makamku, katanya;Ya Muhammad, bahwasannya si anu bin anu umatmu telah bershalawat atasmu. Maka akupun berkata Katakanlah kepadanya, dariku sepuluh shalawat dan sampaikan pula padanya syafaatnya wajib bagimu. Kemudian Malakal Maut itu naik ke Arasy, ia berkata: Ya Tuhan, bahwasannya si anu bin anu telah bershalawat atas kekasihMu(Nabi Muhammad) satu kali. Lalu di jawab Sampaikanlah padanya dari-Ku sepuluh shalawat. Kemudian setiap huruf shalawat di jadikan malaikat 360 kepala, setiap kepala 360 wajah, setiap wajah 360 mulut, setiap mulut360 lidah yang semuanya berbicara memuji kepada Allah Swt. Dengan menggunakan 360 macam bahasa, yang pahala semua itu di peruntukan orang mumin yang bershalawat atas Nabi Saw. Hingga hari kiamat.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Siapa bershalawat kepadaku pada hari jumat 100x, maka ia dataing kelak di hari kiamat dei barengi nur/cahaya, apabila nur tersebut di buat menyinari semua makhluk,pasti memadai.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Jibril baru saja keluar dari tempatku tadi, ia khabarkan kepadaku dari Tuhan Azza wa Jalla, Dia berfirman; Siapa dari orang islam yang bershalawat kepadamu satu kali, maka Aku dan para malaikatKu bershalawat atasnya 10 kali. Oleh sebab itu bershalawatlah kepadaku sebanyaknya pada hari jumat sebagai penghormatan atasku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Perhatikan, aku akan mengungkap tentang manusia yang paling kikir dan paling lemah, yaitu orang yang namaku disebut disisinya, tidak mau bershalawat kepadaku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah memberikan shalawat kepadanya 10x, dan siapa bershalawat kepadaku 10x, maka Allah berikan shalawat kepadanya 100x, dan siapa yang bershalawat kepadaku 100x, maka Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari kemunafikan dan kebebasan dari api neraka dan Allah akan menempatkannya dihari kiamat beserta para syuhada, Maka perbanyaklah shalawat kepadaku ketika disebutkan namaku, karena akan menjadi kafarat dari keburukan-keburukanmu.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah memberikan shalawat kepadanya 10x, dan siapa bershalawat kepadaku 10x, maka Allah berikan shalawat kepadanya 100x, dan siapa yang bershalawat kepadaku 100x, maka Allah berikan shalawat kepadanya 1000x, , dan siapa yang bershalawat kepadaku 1000x, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk kedalam neraka.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali dari ummatku dengan hati yang tulus, maka Allah bershalawat kepadanya 10 shalawat, mengangkat 10 derajat, di tuliskan padanya 10 kebaikan dan di hapuskan 10 keburukan.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang bershalawat kepadaku 1000x dalam sehari, maka tidak akan mati sebelum melihat tempatnya di dalam surga.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang bershalawat setiap hari 100x kepadaku, maka Allah akan kabulkan 100 hajatnya, seringan-ringannya hajat adalah di bebaskannya dari api neraka.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang bershalawat kepadaku 500x setiap hari, maka dia tidak akan fakir sepanjang hidupnya, maksudnya tidak memerlukan bantuan orang lain selamanya.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Jibril berkata; Ya Muhammad, Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman Siapa yang bershalawat kepadamu 10x, maka pasti dia aman dari murka-Ku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari jumat, karena malaikat Jibril barusan datang kepadaku dari Tuhannya Allah Azza wa Jalla berfirman;Tiadak seorang muslim yang membaca sholawat satu kali di atas permukaan bumi ini, kecuali Aku dan para malaikat-Ku bershalawat kepadanya sepuluh kali.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari jumat, karena shalawat ummatku akan diperlihatkan kepadaku setiap hari jumat, siapa yang lebih banyak bershalawat kepadaku, maka dialah yang paling dekat kedudukannya denganku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari dan malam jumat, siapa yang membacanya, maka aku akan menjadi saksi dan memberikan syafaat kepadanya di hari kiamat.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang bershalawat kepadaku 100x pada hari jumat, maka diampuni kesalahannya 80 tahun.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang bershalawat kepadaku 1000x pada hari jumat, maka tidak akan mati sebelum melihat tempatnya di dalam surga.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang bershalawat kepadaku pada hari jumat, maka dia akan menjadi syafaat baginya pada hari kiamat.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang shalat ashar pada hari jumat dan membaca(shalawat) sebelum melaksanakannya Allaahumma sholli ala Muhammadin Nabiyyil ummiyyi, wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallim tasliiman 80x. Maka di ampuninya dosa 80 tahun dan di tuliskannya sebagai ibadah 80 tahun.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Bershalawat kepadaku akan menjadikan cahaya pada hari kiamat ketika gelapnya ash-Ahirath,oleh sebab itu, perbanyaklah bershalawat kepadaku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa senang ingin bertemu dengan Allah Swt dan Dia ridlo kepadanya, maka perbanyaklah shalawat kepadaku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang merasa sulit hajatnya, hendaklah memperbanyak shalawat kepadaku, karena dengan bershalawat akan menghilangkan kegelisahan, kesedihan hati, kesusahan, memperbanyak rizki dan di penuhi segala hajat (kebutuhan).
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa yang merasa sulit segala sesuatunya, hendaklah memperbanyak shalawat kepadaku, karena dengan bershalawat akan melepaskan semua belenggu(ikatan) dan menghilangkan kesusahan.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Sebanyak-banyaknya istri kalian di dalam surga adalah sebanyak-banyaknya kalian membaca shalawat kepadaku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Seutama-utamanya manusia denganku pada hari kiamat adalah mereka yang lebih banyak bershalawat kepadaku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Tiga (perkara) yang akan mendapat naungan Arasy Allah pada hari kiamat, di hari yang tiadak naungan kecuali naungan-Nya. Di katakana kepadanya; Siapa Ya Rasulallah?.., Beliau bersabda;Orang yang memberikan jalan keluar dari kesusahan ummatku, Yang menghidupkan sunnahku dan Yang memperbanyak bershalawat kepadaku.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Tidaklah suatu kaum duduk di suatu tempat, lalu sesudahnya tidak bershalawat kepadaku, kecuali perpisahan mereka sangatlah busuk melebihi busuknya bangkai.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Siapa meninggalkan shalawat kepadaku, berarti mereka telah lupa/menyimpang dari jalan sorga.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Doa dan shalat bergantungan di antara langit dan bumi, tidak sampai kepada Allah Swt, sehingga di bacakan shalawat atas Nabi Saw.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Bahwasanya diantara umatku ada kaum-kaum yang de seru oleh Allah kelak di hari kiamat: Hai sekalian hamba-hamba-Ku, masuklah ke sorga, lalu mereka pun terlantar di padang terbuka(di hari kiamat) dari petunjuk Allah ke sorga. Dan ketika di Tanya, siapakah mereka itu ya Rasul? Jawabnya:Yaitu orang-orang yang enggan bershalawat kepadaku akibat lupa dan lengah sewaktu namaku di sebut-sebut di hadapan mereka.
Inilah kiranya hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. Yang berkenaan tentang keutamaan bershalawat. Hadits-hadits ini saya ambil dari kitab Afdlolu al-Shalawaat alaa Sayyidi al-Saadaat karangan Asyaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhaani dan tukilan dari kitab Durrotu al-Naashihiin karangan Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad al-Syaakir al-Khaubawi. Mungkin dalam hati kecil Anda tersisa pertanyaan yang menyala-nyala Apakah wajib hukumnya membaca shalawat kepada Nabi Saw? Saya jawab Membaca shalawat Nabi Saw, hukumnya adalah wajib secara jumlah, merujuk pada firman Allah Swt dalam surat al-Ahzaab ayat 56 Yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu alaihi wa sallimuu tasliimaa Yang artinya ; Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi, Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam kepadanya sesempurnanya. Dalam ayat tersebut ada kata shalluu yang artinya bershalawatlah. Kata shalluu adalah fiil amar atau fiil yang menunjukan arti perintah, setiap perintah berarti wajib hukumnya untuk di taati, lebih-lebih ini adalah perintah Allah Swt. Bukankah Anda lihat bahwa shalawat adalah termasuk rukun dari rukun-rukun shalat, berarti membacakan shalawat di dalamnya adalah hukumnya wajib, jika tidak, maka shalatnya tidak akan diterima oleh Allah Swt. Ada pula yang menjelaskan bahwa seseorang wajib bershalawat kepada Nabi Saw. Ketika nama Beliau di sebut-sebut di sisinya, menunjuk pada sabda Nabi Saw. : Sungguh, rendah dan hina lagi kecewa, orang yang di sebut-sebut namaku disisinya, ia tidak mau bershalawat kepadaku, masuklah ia ke neraka dan di jauhkan dari rahmat Allah.
Apa fungsi bershalawat kepada nabi, sedangkan Allah dan para malaika-Nya sudah menyampaikannya? Bukankah beliau adalah manusia paripurna, sudah di jamin keselamatannya, sudah di ampuni dosa-dosanya yang terdahulu maupun yang akan datang? Tidakkah shalawat kita hanyalah sepercik sinar lilin di hadapan matahari?
Al-Imam Fakhru al-Roozi membantu menjawabnya, Shalawat kepada Nabi itu bukan karena beliau membutuhkannya, bahkan shalawat para malaikat pun tidak beliau butuhkan setelah ada shalawat dari Allah kepadanya. Namun semua itu demi menunjukkan kebesaran dan ke agungan Nabi Saw., sebagaimana Allah mewajibkan kita berdzikir menyebut Nama-Nya, padahal pasti Dia tidak membutuhkan semua itu. Senada dengan Al-Imam Fakhru al-Roozi, Ibnu Qoyyim lalu menambahkan, Jika Allah dan para malaikat-Nya saja bershalawat kepada Nabi, kalian juga harus bershalawat kepadanya. Kalian lebih berhak memanjatkan shalawat dan salam kepadanya, karena kalian telah mendapatkan berkah risalah yang di embannya dan telah di beri kabar gembira oleh makhluk yang paling mulia di dunia dan di akhirat ini. Dengan kata lain shalawat kita juga merupakan bentuk syukur atas segala jasa Nabi yang telah menuntun kita ke jalan kebenaran serta menyebut-nyebut keistimewaan dan jasa beliau untuk di jadikan panutan dalam kehidupan.
Bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, adalah ibarat kunci pembuka kemurahan hati Allah Swt. Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Saw. Bersabda: : Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.(HR.Muslim). Ibnu Athaillah berpeasan, Seandainya seumur hidup engkau melakukan seluruh amal ketaatan, lalu Allah memberimu satu shalawat saja, tentu satu shalawat itu lebih berat daripada semua amal ketaatanmu selama hidup. Sebab engkau bershalawat sesuai dengan kapasitas kemampuanmu, sementara Allah bershalawat sesuai dengan Rububiyyah (sifat ketuhanan)-Nya. Ini baru satu shalawat. Lalu, bagaimana jika Allah bershalawat untukmu sebanyak sepuluh kali atas setiap bershalawat satu kali atas Rasul Saw.!
Ketika kita sampaikan terima kasih kita ats Nabi melalui bershalawat kepadanya, jutaan malaikat ganti mendoakan kita. Shalawat kita itu seakan menjadi sepercik sinar lilin yang kemudian di pantulkan kembali menjadi cahaya matahari!.. Suatu hari Rasulullah Saw. datang dengan wajah berseri-seri dan bersabda:Malaikat Jibril datang kepadaku dan berkata, Sangat menyenangkan untuk engkau ketahui wahai Muhammad bahwa untuk satu shalawat dari seseorang umatmu akan ku imbangi dengan sepuluh doa baginya dan sepuluh salam bagiku akan kubalas dengan sepuluh salam baginya. (HR. An-Nasai). Dalam hadits lain Rasulullah Saw. bersabda ,Kalau orang bershalawat kepadaku, maka malaikat juga akan mendoakan keselamatan yang sama baginya, untuk itu bershalawatlah, baik sedikit ataupun banyak. (HR.Ibnu Majah dan Thabrani).
Tentu saja butuh tulisan banyak bila bila saya camtumkan tentang keutamaan bershalawat di blog ini. Cukuplah saya pilihkan sebuah alasan ringan sebagai hasil ringkasan dari berbagi riwayat pillihan. Menurut Ahmad bin Ujaibah dalam Haqaaiqul-Anwar, setidaknya ada 41 keutamaan dan keuntungan dari bershalawat kepada Nabi Saw.
1. Menaati perintah Allah untuk bershalawat.
2. Meneladani Allah dalam bershalawat.
3. Meneladani para malaikat Allah dalam bershalawat.
4. Memperoleh sepuluh shalawat dari Allah untuk satu kali bershalawat pada Nabi Saw.
5. Meninggikan sepuluh derajat.
6. Mendapatkan sepuluh kebaikan.
7. Menghaspus sepuluh keburukan.
8. Memudahkan terkabulnya doa.
9. menjadi jaminan syafaat Nabi Saw.
10. Menjadi factor diampuninya dosa dan di tutupnya aib.
11. Menjadi sebab tercukupinya kepentingan hamba.
12. Menjadi perekat kedekatan kepada Nabi Saw.
13. Mengantarkan kepada maqam kejujuran.
14. Membantu pemenuhan kebutuhan.
15. Menjadi sebab curahan rahmat Allah dan permohonan doa para malaikat.
16. Menyucikan pembacanya.
17. Pemberi kabar gembira tentang surga sebelum meninggal dunia.
18. Menyelamatkan dari masa-masa berat di akhirat.
19. Mendapatkan balasan shalawat dan salam dari Nabi Saw.
20. Memperkuat ingatan atau membuat ingat apa yang di lupakan pembacanya.
21. Mewangikan majelis atau memperindah pertemuan dan menghindarkan kita dari menyesal karena merugi pada hari kiamat.
22. Menghilangkan kefakiran.
23. Menghilangkan sifat kikir.
24. Menimbulkan kecintaan orang dan mengantarkan kepada dengan Rasul dalam mimpi.
25. Menjadi teman perjalanan menuju surga.
26. menyelamatkan dari derita kekurangan karena sepinya shalawat dalam suatu majelis.
27. Penyempurna pembicaraan setelah pujian kepada Allah Swt.
28. Menjadi sebab suksesnya hamba meniti shirat.
29. Membebaskan hamba dari mengentengkan shalawat nabi.
30. Menjadi sebab turunnya pujian baik dari Allah diantara langit dan bumi.
31. Meraih kasih sayang Allah.
32. Menjadi sumber keberkahan hidup.
33. Mengukuhkan keimanan dengan kian karibnya dengan Nabi Saw.
34. Meraih cinta Rasulullah dan menjadi kekasihnya.
35. Menjadi sumber hidayah dan menghidupkan hati.
36. Memperbaiki perangai pembacanya.
37. memperkukuh pijakan hidup dan memperkuat sikap optimis.
38. Menunaikan shalawat sebagai hak Nabi dan mensyukuri ke hadirannya sebagai nikmat terbesar bagi kita.
39. Mangandung dzikir kepada Allah, mensyukuri dan mengenal nikmat-Nya.
40. Shalawat Nabi merupakan doa bagi kita dan di perintah oleh Allah Swt. Jadi, bershalawat meningkatkan kualitas penghambaan kita.
41. Terbentuknya pribadi luhur Nabi dalam diri. Inilah keuntung terbesar dan mulia.
Saudaraku, memang tidak sederhana menyelami ke agungan shalawat Nabi. Karena setiap kata dan huruf dalam shalawat yang kita ucapkan mengandung atmosfer ruhani yang sangat dahsyat. Kedahsyatan itu, tentu, karena posisi Nabi Muhammad Saw, sebagai hamba Allah, Nabi-Nya, Rasul-Nya, Kekasih-Nya dan Cahaya-Nya. Dan, semesta raya ini di ciptakan dari Cahaya Muhammad. Maka setiap detak huruf dalam shalawat pasti mengandung elemen metafisik yang luar biasa.
Shalawat adalah cahaya penerang sanubari, kekuatan bagi hati, ketenangan bagi jiwa, kesejukan bagi mata, wangi kasturi bagi mejelis pertemuan, kenikmatan bagi hidup, zakat bagi umur, keindahan bagi hari-hari, dan merupakan penghilang kesedihan dan kesusahan.Shalawat bisa mendatangkan kebahagiaan, kelapangan dada, kesempurnaan nikmat dan keagungan cahaya.
(Dr. Aid Al-Qarni, Penulis Laa Tahz

08/05/12

Bayan penulis


Akhir-akhir ini penulis marasa galau karena sudah terlampau jauh tidak menjalankan perintah-perintahNya,...terutam perintah-perintah yang berhubungan dengan sunah Baginda Nabi Muhammada SAW, padahal kita tau bahwa di balik sunah itu ada kesuksesan dan kejayaan manusia baik di dunia dan akhirat
Kita sering kali mengabaikan sunah bahkan meninggalkanya karena dengan alasan sibuk dengan perkara-perkara dunia yang sifatnya hanya sementara saja tanpa mengedepankan perkara akhirat yang selama-lamanya
Kita tau bahwa maksud tujuan hidup yang sesungguhnya adalah mengamalkan agama secara sempurna dengan mengikuti cara Rasullulah seperti yang di lakukan oleh para sahabat RA sehingga agama yang mulia ini ada di tengah-tengah kita pada saat ini berkat dakwahnya para sahabat yang rela mengorbankan harta,diri dan waktu untuk keluar di jalan Allah SWT  tanpa mengharap imbalan apapun kecuali surgaNya,...
Sepagi sepetang keluar di jalan Allah pahalanya seperti mendapatkan bumi dan seisinya
Malaikat mampu menghitung berapa banyak daun-daun yang jatuh dari ratingnya di muka bumi ini
Malaikat mampu menghitung berapa banyak butir pasir yang ada di lautan di muka bumi ini
Malaikat mampu menghitung berapa banyak buih di lautan ,setiap detik ,menit,jam ,hari ,bulan ,tahun bahkan satu abad dia akan mampu, tetapi malaikat tidak akan mampu menghitung berapa banyak pahala  dari pada  orang yang keluar di jalan Allah
Subhanallah  betapa mulianya usaha dakwah ini sampai-sampai Nabi Muhammad SAW , mewariskan usaha yang mulia ini kepada kita umat akhir zaman,kita adalah umat yang sangat di muliakan, umurnya sedikit ibadahnya sedikit tetapi di beri tugas yang amat sangat mulia ini yaitu mendakwahkan agama Allah SWT
Saudara -saudaraku yang di muliakan Allah SWT marilah kita ikut ambil bagian dalam usaha dakwah yang mulia ini sebagai bekal kita untuk di akhirat nati sebelum ajal menjemput,selama hayat masih di kandung badan walaupun cuma 3,5 jam setiap minggu ,1minggu setiap bulan ,40 hari setiap sewindu dan 4 bulan seumur hidup secara matetatis dapat di simpulkan demikian
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang di muliakan oleh Allah SWT .Sebenarnya penulis hanya berwasiat pada diri pribadi sendiri tidak ada maksud untuk menggurui atau mengajari ,sudah barang tentu pembaca jauh lebih paham dari penulis
kalo ada kesalahan itu datangya dari diri pribadi saya sebagai penulis ,kalo ada kebaikan itu datangnya dari Allah SWT
Semoga bermanfaat,....

19/04/12

Kematian

كلو نفسين ذائقة الموت, ertinya setiap makhluk akan merasakan mati, sementara kematian tersebut akan menjemput siapa saja dan di mana saja.
Begitu banyak uraian para da’i atau da’iyah yang menceritakan bagaimana hebatnya sakaratul maut. Berapa kali kita melewati makam atau pergi ta’jiyah kepada kerabat kita yang meninggal? Dan berapa kalikah kita melawat orang sakit? Akankah perjalanan kita tersebut berbuah hikmah untuk diri kita sendiri? Atau sekadar menjaga hubungan baik dengan sesama saja? Jika semua berfikir, saat menziarahi orang yang meninggal dunia sampai mengkafankannya hingga menguburkannya, sambil merenung, berfikir bahawa yang dikafani dan dikuburi tersebut adalah diri kita, di mana ruh kita melihat, bagaimana jerit tangis keluarga yang ditinggalkan. Mungkin ada benarnya juga cerita dari Nasrudin Hoja,
Kita lahir ke bumi menangis dan ketika mati kita meninggalkan tangisan dari orang terdekat kita.
Kita pun dicekam ketakutan dengan pertanyaan dalam kubur yang belum tentu mampu untuk menjawa Astaghfirullah.
Saat itu kita lupa kalau kita adalah antara orang yang berkedudukan tinggi, dan orang yang paling kaya di kampung kita, di mana kita adalah orang terkenal yang banyak dipuji dan dipuja.
Rasa sakit dicabut nyawa masih terasa, jerit tangis keluarga tidak mampu meredakannya. Kain kafan dipersiapkan, penggali kubur terus menggali, pengziarah datang bersilih ganti, akankah sang mayat mampu berteriak?
Jangan!! Aku ingin hidup seribu tahun lagi!! Aku ingin bertaubat sebelum mati! Ingin beribadah dan memperbaiki kelalaianku. Begitu lelah aku mengumpulkan harta! Begitu aku telah mencapai dalam meraih keduniaan semata! Akankah semua itu aku tinggalkan???
Harta yang kita kumpulkan dengan susah payah, hanya akan menjadi saksi bisu, bahkan akan menjadi kayu bakar kita, manakala tidak menjadikan sarana ibadah kepada-NYA. Lantas bagaimana anak isteri yang kita cintai, itu pun tidak mampu berbuat apa-apa, kecuali kalau mereka seiring dan punya tujuan sama untuk meniti jalan-NYA, lebih-lebih lagi jika memiliki anak yang soleh yang mendoakan, insya-ALLAH ia bisa menjadi penyelamat kita.
Jadi, kita benar-benar sendirian, harus memikul amal perbuatan masing-masing, tidak kira sama ada yang baik mahupun yang buruk. Saat itu kekuatan yang biasanya kita rasakan, akan berkurangan, kaki yang biasanya berjalan, mulai lemah, begitu pun tangan dan anggota tubuh lainnya. Degup jantung semakin melemah, nafas sesak dan akhirnya seribu sakit mendera kita. ALLAHU AKHBAR, nyawa lepas dari raga terkulai tidak berdaya dan kita yang sedang menyaksikan badan tersebut.
Saat itu baru kita sedar, betapa singkatnya hidup, betapa menyesalnya dengan waktu terbuang begitu saja, baru sedar kalau hidup tiada lain hanya untuk beribadah.
Saat itu mungkin kita sedang meratapi badan yang penuh berlumuran dosa, tetapi percuma pintu ampunan tertutup sudah, kesempatan berbuat dan beramal soleh usai sudah.
Wahai manusia, saat engkau berhasil meraih impian, saat engkau berhasil meraih kejayaan, yang terfikir olehmu itu adalah hasil kerja kerasmu semata, itu hasil perjuanganmu saja. Sementara, pernahkah terbersit bahawa semua keinginan yang terwujud merupakan anugerah dan Rahmat-NYA. Di sebalik semua kejayaan, ada ujian dan cubaan dari Rabb-NYA yang memberikan.
Ketika muda, kita masih tampan atau cantik, kematian seakan jauh dari kita. Sehingga tidak sedikit dari mereka, yang menjadikannya hanya untuk meraih harta dan popularitas.
Betapa naifnya mereka yang lupa akan amanah badan dan kemampuan yang seharusnya untuk mengabdi hanya kepada-NYA, tetapi malah disalahgunakan. Lantas, harus bagaimana kita? Akankah saat kita berhasil dalam urusan dunia kita lupa? Sementara saat kita menderita, menghalalkan segala cara.
Begitu banyak hamparan kebun amal berada di sekeliling kita, anak yatim yang membutuhkan kasih sayang, perut orang-orang miskin yang lapar, janda-janda dhuafa yang membutuhkan santunan, anak-anak cerdas yang menginginkan persekolahan, orang-orang sakit yang tidak mampu membayar biaya pengubatan, orang-orang awam yang membutuhkan santunan ilmu agama, masjid-masjid yang terhambat pembangunannya, daerah-daerah rawan aqidah, bergejolaknya pemurtadan, pendangkalan aqidah yang hampir di semua bidang terutama budaya dan sosial serta berbagai macam kebun amal lainnya yang menunggu penggarapnya dengan berbagai jenis bibit unggul yang siap ditanam.
Untuk itu berbuatlah berbagai macam kebaikan sebanyak-banyaknya sehingga saat ajal memanggil, tidak akan hadir kerisauan yang ada hanya kepasrahan dengan segala ketentuan yang telah ditetapkan-NYA. Perlu sekali kita ingat, apa pun yang kita perbuat adalah anugerah dari rahmat-NYA. Mengapa demikian? Sebab ketika kita ingin berbuat baik, maka atas izin-NYAlah kita sampai pada perbuatan baik tersebut. Untuk itu saat kita mampu beramal soleh maka bersyukurlah kerana kemampuan beramal belum tentu diberikan kepada semua orang dan itu merupakan rezeki yang luar biasa.
Akhirnya, rezeki yang sebenarnya merupakan segala sesuatu yang kita infaqkan di jalan ALLAH baik itu harta, ilmu, waktu, tenaga dan sebagainya, yang bisa kita berikan untuk Rabb yang kita cintai. Dengan demikian, yang menjadikan kita penghuni Syurga, bukan kerana amal soleh kita, tetapi rahmat-NYA.
Kalau kita rajin menelusuri kenikmatan demi kenikmatan yang ALLAH anugerahkan maka meskipun umur kita habis untuk menghitung nikmat-NYA, nescaya tidak akan pernah terhitung. Misalnya, betapa nikmat-NYA kita saat mengerlipkan mata dan bagaimana andai kita tidak bisa lagi berkelip? Sementara kita beribadah sepanjang usia maka nikmat kerlipan mata tersebut tidak akan pernah tergantikan dengan ibadah yang kita pekerjakan. Kenapa tidak terbersit bahawa kenikmatan tersebut sering kita lupakan?
Manusia ramai yang membuang waktu percuma, hidupnya tertipu oleh kemilau dunia, yang tidak pernah bersyukur dengan berbagai nikmat-NYA. Saat itu dia memandang mukanya sendiri yang hitam legam menakutkan, mengapa demikian? Kerana selama hidupnya amat jarang melaksanakan shalat dan jarang tersentuh air wudhu’. Mulutnya menganga kerana banyak kata-kata yang melukai banyak orang. Seperti caci maki, ghibah, cercaan dan hinaan pada sesama serta cemuhan yang sering keluar dari mulut.
Kita lihat mata, Astaghfirullah membeliak menakutkan. Ingat bahawa mata itu, selalu menatap dunia, dan terpukau dengan fatamorgana yang penuh dengan kepalsuan. Matanya amat asyik dalam menatap kebesaran ALLAH bahkan hampir tidak pernah. Dunia yang selalu menjadi tumpuan hidupnya, akhirat hampir tidak pernah dilirik, apakah tidak bisa memberikan waktu, kesempatan dan keinginan untuk mengetahuinya?
Di dada, tidak kelihatan Asma ALLAH, hatinya sudah mati terlebih dahulu, hampir tidak pernah menyebut apalagi mengingati-NYA. Hatinya penuh dengan angan-angan dan cita-cita untuk menguasai dunia walau harus menghalalkan berbagai cara. Astaghfirullah, turun lagi ke tangan, tangan yang kikir, bakhil, yang sering mengambil hak orang lain dan yang hanya jadi sarana untuk memerintah belaka, seperti: pandai menuduh kesalahan orang lain daripada memperbaiki kelemahan dan kekhilafan dirinya sendiri. Astaghfirullah…
Selanjutnya, kaki yang pantang untuk tidak mengejar keinginan yang tidak bertepi. Mengapa demikian? ‘Kufur Nikmat’ sebagai penyebabnya.
Sekujur tubuh ditatapnya penyesalan luar biasa, sungguh tiada guna. Rasa sakit yang masih terasa bagaimana hebatnya sakaratul maut, belum lagi ketakutan memasuki liang lahat. Malaikat Munkar dan Nakir bertanya yang belum tentu kita sanggup untuk menjawabnya.
Dengan demikian, bagaimana menghindarinya? Sebelum penyesalan itu tiba, sebelum kesengsaraan panjang menghampiri maka bergegaslah menuju ampunan dan rahmat-NYA. Jangan sia-siakan waktu dan kesempatan yang hanya sementara ini agar selalu ingat pada-NYA, jalankan perintah dan jauhi larangan-NYA. Jangan biarkan kita dihisab oleh segala amal buruk kita. Semoga kita digolongkan kepada hamba yang diseru-NYA, dan semoga termasuk hamba yang mencintai dan dicintai oleh Rabb-NYA yang mengasihi kita. ALLAHUMMA AMEEN.
۞~♥ღ||Musleemah||ღ♥~۞ says: Semoga tulisan daripada Permaisuri Muslimah, ukhti ღ۞ღ*[Euis Srimulyati]*۞ ini bisa menyuluhkan cahaya hidayah kepada semua yang membaca dengan seizin-NYA jua. Ameen Ameen Ya Rabbal Alameen… (=
…بارك الله فيك

10/04/12

Tayammum

Sesungguhnya agama Islam ini adalah agama yang mudah. Allah Ta’ala tidaklah menghendaki kesulitan bagi para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Dia (Allah) tidaklah sekali-kali menjadikan untuk kalian suatu kesempitan dalam agama.” (QS. Al Hajj: 78)
Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya agama ini (Islam) adalah mudah, tidaklah seseorang mempersulit agama ini kecuali terkalahkan.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Salah satu bentuk kemudahan dalam Islam ini adalah diperbolehkan bagi seseorang yang hendak melaksanakan sholat untuk bertayammum dengan tanah yang suci ketika dia tidak mendapatkan air untuk berwudhu.
Apa yang Dimaksud dengan Tayammum?
Tayammum secara bahasa artinya menyengaja. Adapun menurut istilah syar’i adalah mengambil tanah yang suci untuk mengusap muka dan tangan dengan niat menghilangkan hadats karena tidak mendapatkan air atau berhalangan menggunakan air. (Lihat buku Thaharah Nabi, Tuntunan Bersuci Lengkap (terjemahan), karya Syaikh Said bin Ali bin wahf Qathani, Hal: 137).
Bagaimana Cara Bertayammum?
Cara bertayammum yang sesuai dengan sunah Rasullullah shollAllahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut:
1. Niat di dalam hati.
Seseorang yang akan melakukan tayammum wajib berniat di dalam hati terlebih dahulu. Berdasarkan sabda Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya, dan seseorang mendapat balasan sesuai dengan yang diniatkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
2. Membaca Bismillah.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Huroiroh rodhiyAllahu ‘anhu, bahwa Nabi shollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada sholat bagi orang yang tidak berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
3. Menepukkan kedua tangan ke tanah yang suci, cukup sekali tepukan. Kemudian mengusap telapak tangan ke muka. Setelah itu mengusap telapak tangan yang satu dengan yang lain secara bergantian, dimulai dari ujung-ujung jari hingga pergelangan tangan.
Hal ini berdasarkan hadits Ammar rodhiyAllahu ‘anhu, “Rasulullah pernah mengutusku untuk suatu keperluan. Ketika itu saya sedang junub dan tidak mendapatkan air. Maka saya berguling-guling di tanah sebagaimana berguling-gulingnya seekor binatang. Lalu saya mendatangi Nabi shollAllahu ‘alaihi wa sallam. Saya ceritakan kejadian itu kepada beliau. Kemudian beliau berkata, “Sebenarnya cukup bagimu untuk menepukkan telapak tangan demikian.” Kemudian beliau menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah sekali tepukan, lalu beliau tiup. Setelah itu beliau usapkan ke muka dan kedua telapak tangan beliau.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Anggapan yang Tidak Benar
Ada sebagian orang yang mempunyai anggapan bahwa tayammum itu hanya berlaku untuk sekali sholat. Misalnya, jika ada seseorang yang bertayammum untuk sholat zuhur kemudian masuk waktu sholat ahsar dan dia masih suci, maka dia harus bertayammum lagi.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tayammum ini adalah pengganti wudhu. Jika seseorang yang sudah berwudhu untuk sholat zuhur kemudian waktu sholat ashar tiba, maka dia tidak wajib berwudhu lagi apabila masih dalam keadaan suci. Demikian juga tayammum, barangsiapa yang membedakan antara kedua hal ini maka dia harus mendatangkan dalil yang mendukung pendapatnya tersebut.
Demikianlah penjelasan singkat tentang tayammum yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wa sallam. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

02/04/12

Pentingnya Shalat Berjama'ah Di Masjid

KEUTAMAAN SHALAT BERJAMA’AH DI MASJID (1)
Bagian pertama dari dua tulisan
Shalat adalah rukun Islam kedua dan merupakan rukun Islam yang amat penting setelah syahadatain. Shalat merupakan ibadah yang harus ditunaikan dalam waktunya yang terbatas (shalat memiliki waktu-waktu tertentu) dan Allah memerintahkan kita untuk selalu menjaganya. Allah Ta’ala berfirman:
1.jpg
Sesungguhnya shalat bagi orang mukmin ialah kewajiban yang tertentu (telah ditetapkan) waktunya.” (QS. An-Nisa:103)

2.jpg
Jagalah shalat-shalat(mu) dan shalat wustha, dan berdirilah untuk Allah dalam keadaan khusyu’.” (QS. Al-Baqarah:238)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
pic13.jpg
Islam dibangun diatas lima perkara: syahadat bahwasanya tidak ada ilah yg berhak di sembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan shalat…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sungguh telah banyak kaum muslimin yang meninggalkan shalat, baik itu yang tidak mendirikan shalat sama sekali ataupun menyia-nyiakan shalat dengan mengakhirkan waktu shalat. Allah Ta’ala telah mengancam orang-orang yang meremehkan dan mengakhirkan shalat dari waktunya. Allah berfirman:
4.jpg
Maka datanglah sesudah mereka (sesudah orang-orang pilihan Allah) pengganti yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui (akibat) kesesatannya.” (QS. Maryam:59)
5.jpg
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) mereka yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Ma’un:4-5)
Dan hendaknya orang-orang yang masih mempunyai iman di hatinya takut akan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Dari Jabir radhiallah anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda,
6.jpg
Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat’.” (HR. Muslim)
Pada hadits Buraidah radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
7.jpg
Perjanjian antara kita dengan mereka ialah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir.” (HR. Ahmad dan Ahlus sunan mengeluarkannya dg sanad shahih).
Sesungguhnya shalat adalah penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
8.jpg
Sesungguhnya seseorang dari kamu jika sedang shalat, berarti ia bermunajat (berbicara) kepada Tuhannya.” (HR. Bukhari).
Dalam hadits qudsy, Allah Ta’ala berfirman:
Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku dalam dua bagian. Bagi hamba-Ku apa yang ia minta (akan diberikan). Maka jika hambaku mengucapkan:
9.jpg
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam’, Maka Allah menjawab: ‘Hamba-Ku memuji-Ku’. Jika ia mengucapkan:
10.jpg
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’, Allah menjawab:’Hambaku menyanjung-Ku’. Jika ia mengucapkan:
11.jpg
Yang menguasai hari pembalasan’, Allah menjawab:’Hamba-Ku mengagungkan-Ku’. Jika ia mengucapkan:
12.jpg
Hanya Engkau yang kami sembah dan hanya Engkau yang kami mohon pertolongan’, Allah menjawab: ‘Ini bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta.’ Apabila ia membaca:
13.jpg
Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat , bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.’ Maka Allah menjawab:’Ini bagian hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.’” (HR.Muslim)
Termasuk perkara yang menghiasi shalat adalah perintah untuk melakukan shalat berjama’ah. Bahkan begitu pentingnya shalat berjama’ah sampai-sampai mulai zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sampai pada zaman para imam madzhab, mereka semua sangat memperhatikannya. Bukahkah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sampai pernah mengucapkan keinginannya untuk menyuruh seseorang mengimami orang-orang, dan yang lainnya mencari kayu bakar yang kemudian akan digunakan untuk membakar rumah-rumah orang yang tidak menghadiri shalat berjama’ah?.
Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam juga pernah bersabda:
14.jpg
Barangsiapa yang mendengar adzan, lalu ia tidak mendatanginya (ke masjid), maka tidak ada shalat baginya.” (HR. Ibnu Majah, hadits ini shahih)
Berkata Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu:
Barangsiapa yang suka bertemu Allah kelak sebagai seorang muslim, maka hendaknya ia menjaga shalat-shalatnya, dengan shalat-shalat itu ia dipanggil. sesungguhnya Allah Ta’ala menggariskan kepada Nabi kalian jalan-jalan petunjuk (sunnah-sunnah). Seandainya kalian shalat dirumah, seperti orang yang terlambat ini shalat dirumahnya, niscaya kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Jika kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian tersesat. Dan tidaklah seorang laki-laki bersuci dengan sempurna lalu sengaja ke masjid di antara masjid-masjid (yang ada) kecuali Allah menuliskan baginya satu kebaikan untuk setiap langkah yang ia ayunkan dan mengangkat pula dengannya satu derajat dan dengannya pula dihapus satu dosa. Sebagaimana yang kalian ketahui, tak seorangpun meninggalkannya (shalat berjama’ah) kecuali orang munafik yang nyata kemunafikannya. Dan sungguh orang (yang berhalangan) pada masa itu, dibawa datang (ke masjid) dengan dipapah oleh dua orang lalu diberdirikan di dalam shaf.” (HR. Muslim)
Melaksanakan shalat berjama’ah juga merupakan ibadah yang paling ditekankan, ketaatan terbesar dan juga syi’ar Islam yang paling agung, tetapi banyak kalangan yang menisbatkan diri kepada Islam meremehkan hal ini. Sikap meremehkan ini bisa karena beberapa faktor, antara lain:
a. Mereka tidak mengetahui apa yang disiapkan oleh Allah Ta’ala berupa ganjaran yang besar dan pahala yang melimpah bagi orang yang shalat berjama’ah atau mereka tidak menghayati dan tidak mengingatnya.
b. Mereka tidak mengetahui hukum shalat berjama’ah atau pura-pura tidak mengetahuinya.
Oleh karena itulah, dibawah ini akan saya sampaikan keutamaan-keutamaan shalat berjama’ah dimasjid.
KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAH
A. Hati yang Bergantung di Masjid akan Berada di Bawah Naungan (‘Arsy) Allah Ta’ala Pada Hari Kiamat.
Di antara apa yang menunjukkan keutamaan shalat berjama’ah ialah bahwa siapa yang sangat mencintai masjid untuk menunaikan shalat berjama’ah di dalamnya, maka Allah Ta’ala akan menaunginya di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Dari sahabat Abu Hurairah radhiallah anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda:
pic21.jpg
Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Rabb-nya, seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah berkumpul dan berpisah karena-Nya, seseorang yang dinginkan (berzina) oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, maka ia mengatakan,’ Sesungguhnya aku takut kepada Allah’,seseorang yang bersadaqah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di nafkahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sepi (sendiri) lalu kedua matanya berlinang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan saat menjelaskan sabdanya, “Dan seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid.”
artinya, sangat mencintainya dan senantiasa melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya. Maknanya bukan terus-menerus duduk di masjid.” (Syarh an Nawawi VII/121)
Al ‘Allamah al ‘Aini rahimahullah menjelaska apa yang dapat dipetik dari sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wassalam ini, “Didalamnya berisi keutamaan orang yang senantiasa berada di masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah, karena masjid adalah rumah Allah dan rumah setiap orang yang bertakwa. Sudah sepatutnya siapa yang dikunjungi memuliakan orang yang berkunjung; maka bagaimana halnya dengan Rabb Yang Maha Pemurah?”.
B. Keutamaan Berjalan ke Masjid untuk Melaksanakan Shalat Berjama’ah
1. Dicatatnya langkah-langkah kaki menuju masjid.
(Rasul) yang berbicara dengan wahyu, kekasih yang mulia Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menjelaskan bahwa langkah kaki seorang muslim menuju masjid akan dicatat. Imam Muslim meriwayatkan dai Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, ia mengatakan,”Bani Salimah ingin pindah ke dekat masjid, sedangkan tempat tersebut kosong. Ketika hal itu sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, maka beliau bersabda:
16.jpg
Wahai Bani Salimah! Tetaplah di pemukiman kalian, karena langkah-langkah kalian akan dicatat.”
Mereka mengatakan:
pic12.jpg
Tidak ada yang mengembirakan kami bila kami berpindah.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan dalam menjelaskan sabdanya: “Wahai Bani Salimah! Tetaplah di pemukiman kalian, karena langkah-langkah kalian akan di catat.”
Artinya, tetaplah dipemukiman kalian! Sebab, jika kalian tetap di pemukiamn kalian, maka jejak-jejak dan langkah-langkah kalian yang banyak menuju ke masjid akan dicatat.” (Syarh an NawawiV/169)
‘Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma mengatakan, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam sunannya, “Pemukiman kaum Anshar sangat jauh dari masjid, lalu mereka ingin agar dekat dengannya, maka turunlah ayat ini,
18.jpg
Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.”(QS. Yasin:12)
Akhirnya, mereka tetap tinggal di pemukiman mereka.” (HR.Ibnu Majah)
Pencatatan langkah-langkah orang yang menuju masjid bukan hanya ketika ia pergi ke masjid, tetapi juga dicatat ketika pulang darinya. Imam Muslim meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab radhiallahu anhu tentang kisah seorang Anshar yang tidak pernah tertinggal dari shalat berjama’ah, dan tidak pula ia menginginkan rumahnya berdekatan dengan masjid, bahwa ia berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam:
pic31.jpg
Aku tidak bergembira jika rumahku (terletak) didekat masjid. Aku ingin agar langkahku ke masjid dan kepulanganku ketika aku kembali kepada keluargaku dicatat.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
20.jpg
Allah telah menghimpun semua itu untukmu.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat Ibnu Hibban:
21.jpg
Allah telah memberikan itu semua kepadamu. Allah telah memberikan kepadamu apa yang engkau cari, semuanya.” (HR.Ibnu Majah)
2. Para Malaikat yang mulia saling berebut untuk mencatatnya.
Diantara dalil yang menunjukkan keutamaan berjalan ke masjid untuk menunaikan shalat berjama’ah bahwa Allah meninggikan kedudukan langkah-langkah orang yang (berjalan) menuju ke masjid, bahkan para Malaikat yang didekatkan (kepada Allah) berebut untuk mencatatnya dan membawanya naik ke langit.
Imam at Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma, ia mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
pic41.jpg
Tadi malan Rabb-ku tabaarakta wata’aala, mendatangiku dalam rupa yang paling indah.”(Perawi mengatakan,’Aku menduganya mengatakan,’Dalam mimpi.’). Lalu Dia berfirman, “Wahai Muhammad! Tahukah engkau, untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:”Aku menjawab,’Tidak’. Lalu Dia meletakkan Tangan-Nya di antara kedua pundakku sehingga aku merasakan kesejukannya di dadaku (atau beliau mengatakan,’Di leherku’). Lalu aku mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”Dia berfirman,”Wahai Muhammad!Tahukah engkau untuk apa para Malaikat yang mulia saling berebut?” Aku menjawab,”Ya, tentang kaffarat (perkara-perkara yang menghapuskan dosa). Kaffarat itu adalah diam di masjid setelah melaksanakan shalat, berjalan kaki untuk melaksanakan shalat berjama’ah, dan menyempurnakan wudhu pada saat yang tidak disukai.” (HR. Tirmidzi, hadits ini shahih).
Seandainya berjalan kaki untuk shalat berjama’ah tidak termasuk amal yang mulia, niscaya para Malaikat muqarrabun tidak akan berebut untuk mencatat dan membawanya naik ke langit.
3. Berjalan menuju shalat berjama’ah termasuk salah satu sebab mendapatkan jaminan berupa kehidupan yang baik dan kematian yang baik pula.
Tidak hanya para Malaikat saling berebut untuk mencatat amalan berjalan kaki menuju shalat berjama’ah, bahkan Allah menjadikan jaminan kehidupan yang baik dan kematian yang baik pula. Disebutkan dalam hadist terdahulu:
Barangsiapa yang melakukan hal itu – yakni tiga amalan yang disebutkan dalam hadits, di antaranya berjalan kaki menuju shalat berjama’ah – maka ia hidup dengan baik dan mati dengan baik pula.”
Betapa besar jaminan ini! Kehidupan yang baikdan kematian yang baik. siapakah yang menjanjikan hal itu? Dia-lah Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada seorangpun yang lebih menepati janji selain Dia.
4. Berjalan menuju shalar berjama’ah termasuk salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan ditinggikannya derajat.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
23.jpg
Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang perkara yang akan menghapuskan kesalahan-kesalahan dan juga mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,”Menyempurnakan wudhu’ pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid, dan menunggu shalat setelah melaksanakan shalat. Maka, itulah ar-tibath (berjuang di jalan Allah).” (HR. Muslim).
Ar-ribath pada asalnya -sebagaimana dikatakan oleh al Imam Ibnul Atsir–adalah berdiri untuk berjihad untuk memerangi musuh, mengikat kuda dan menyiapkannya. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menyerupakan dengannya apa yang telah disebutkan berupa amal-amal shalih dan peribadahan dengannya. Penyerupaan ini juga menegaskan besarnya kedudukan tiga amalan yang tersebut didalam hadits, di antaranya banyak melangkah ke masjid.
Keutaman ini juga berlaku untuk seseorang yang melangkah keluar dari masjid, Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma, ia mengatakan,”Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
24.jpg
Barangsiapa yang pergi menuju masjid untuk shalat berjama’ah, maka satu langkah akan menghapuskan satu kesalahan dan satu langkah lainnya akan ditulis sebagai satu kebajikan untuknya, baik ketika pergi maupun pulangnya.” (HR. Ahmad, hadits ini shahih).
5. Pahala orang yang keluar dalam keadaan suci (telah berwudhu) untuk melaksanakan shalat berjama’ah seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan umrah.
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan , dari sahabat Abu Umamah radhiallahu anhu. Ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
25.jpg
Barangsiapa yang keluar dari rumahnya menuju masjid dalam keadaan bersuci (telah berwudhu’) untuk melaksanakan shalat fardhu (berjama’ah), maka pahalanya seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan ihram.” (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Zainul ‘Arab mengatakan dalam menjelaskan sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan ihram,” “Yakni, pahalanya sempurna.” (‘Aunul Ma’buud II/357)
Allaahu Akbar, jika sedemikian besarnya pahala orang yang keluar untuk menunaikan shalat berjama’ah , maka bagaimana halnya pahala melakukan shalat berjama’ah?
6. Orang yang keluar (menuju masjid) untuk melaksanakan shalat berjama’ah berada dalam jaminan Allah Ta’ala.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjelaskan bahwa orang yang keluar menuju shalat berjama’ah berada dalam jaminan Allah Ta’ala. Imam bu Dawud rahimahullah meriwayatkan dari Abu Umamah radhiallahu anhu, dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda:
26.jpg
Ada tiga golongan yang semuanya dijamin oleh Allah Ta’ala, yaitu orang yang keluar untuk berperang di jalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya dengan membawa pahala dan ghanimah, kemudian orang yang pergi ke masjid, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalau memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya dengan membawa pahala, dan orang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan salam, maka ia dijamin oleh Allah.” (HR. Abu Dawud, di shahihkan oleh syaikh al Albani)
7. Orang yang keluar untuk melaksanakan shalat berjama’ah berada dalam shalat hingga kembali ke rumah.
Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia mengatakan,”Abul Qasim Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
27.jpg
Jika salah seorang dari kalian berwudhu’ di rumahnya, kemudian datang ke masjid, maka ia berada dalam shalat hingga ia kembali. Oleh karenanya, jangan mengatakan demikian-seraya menjaringkann diantara jari-jemarinya-.” (HR. Ibnu Khuzaimah, di shahihkan oleh Syaikh al Albani)
8. Kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di kegelapan (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) dengan memperoleh cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad as Sa’di radhiallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
28.jpg
Hendaklah orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid bergembira dengan (mendapatkan) cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR.Ibnu Majah, syaikh al Albani menilainya shahih)
Ath Thayyibi rahimahullah mengatakan,” Tentang disifatinya cahaya dengan kesempurnaan dan pembatasannya dengan (terjadinya di) hari Kiamat, mengisyaratkan kepada wajah kaum mukminin pada hari Kiamat, sebagaimana dalam firman Allah:
29.jpg
Sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan,’Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami.’” (QS. At Tahriim:8) (dinukil dari ‘Aunul Ma’buud II/268)
Disampaing itu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam memerintahkan kepada semua pihak agar memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid dengan kabar gembira yang besar ini. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Buraidah radhiallahu anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
30.jpg
Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid dengan cahay (yang akan diperolehnya) pada hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud, di shahihkan oleh Syaikh al Albani)
Al-‘Allamah ‘Abdur Ra-uf al Munawi rahimahullah menjelaskan hadits ini, “Ketika mereka berjalan dalam kesulitan karena senantiasa berjalan dalam kegelapan malam menuju ketaatan, maka mereka diberi balasan berupa cahay yang menerangi mereka pada hari Kiamat.” (Faidhul Qadiir III/201).
9. Allah menyiapkan persinggahan di Surga bagi siapa yang pergi menuju masjid atau pulang (darinya).
Di riwayatkan dari asy Syaikhan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, beliau bersabda:
31.jpg
Barangsiapa yang pergi ke masjid dan pulang (darinya), maka Allah menyiapkan untuknya persinggahan di Surga setiap kali pergi dan pulang.” (Muttafaq ‘alaih, lafazh ini milik Bukhari).
Jika persinggahan orang yang pergi menuju masjid atau pulang darinya disiapkan oleh Allah, Rabb langit dan bumi serta Pencipta alam semesta seluruhnya, maka bagaimana persingahan itu??
C. Orang Yang Datang ke Masjid adalah Tamu Allah Ta’ala
Di antara apa yang menunjukkan keutamaan shalat berjama’ah di masjid adalah apa yang dijelaskan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bahwa orang yang datang ke masjid adalah tamu Allah Ta’ala, dan yang dikunjungi wajib memuliakan tamunya. Imam ath Thabrani meriwayatkan dari Salman radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Barangsiapa yang berwudhu’ di rumahnya dengan sempurna kemudian mendatangi masjid, maka ia adalah tamu Allah, dan siapa yang di kunjunginya wajib memuliakan tamunya.” (HR. ath Thabrani)
Bagaimana cara Allah memuliakan tamu-Nya, sedangkan Dia adalah Rabb yang paling Pemurah, Penguasa langit dan bumi? Para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam juga menegaskan hal ini. Imam Ibnul Mubarak rahimahullah meriwayatkan dari ‘Amr bin Maimun, ia mengatakan, “Para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam mengatakan,’Rumah Allah di bumi adalah masjid, dan Allah wajib memuliakan siapa yang mengunjungi-Nya di dalamnya.’” (Kiitab az Zuhd)
D. Allah Ta’ala Bergembira dengan Kedatangan Hamba-Nya ke Masjid untuk Melaksanakan Shalat Berjama’ah
Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari Abu Hurairah radiallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
32.jpg
Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu’ dengan baik dan sempurna kemudian mendatangi masjid, ia tidak menginginkan kecuali shalat di dalamnya, melainkan Allah bergembira kepadanya sebagaimana keluarga orang yang pergi jauh bergembira dengan kedatangannya.” (HR.Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Imam Ibnul Atsir rahimahullah mengatakan,”Al Bassyu adalah kegembiraan kawan dengan kawannya, lemah lembut dalam persoalan dan penyambutannya. Ini adalah permisalan yang dibuat tentang penyambutan Allah kepadanya dengan karunia-Nya, mendekatkannya (kepadanya) dan memuliakannya.” (An-Nihaayah fii Ghariibil Hadits wal Atsar I/130).
E. Keutamaan Menunggu Shalat
Orang yang duduk menunggu shalat, maka ia berada dalam shalat dan Malaikat memohonkan ampunan serta memohonkan rahmat untuknya. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
33.jpg
Salah seorang dari kalian duduk untuk menunggu shalat, maka ia berada dalam shalat selagi belum berhadats, dan para Malaikat berdo’a untuknya:’Ya Allah! Berikanlah ampunan kepadanya, ya Allah! Rahmatilah ia’.” (HR. Muslim).